About my Blog
Blog ini berisi monolog-monolognya A.R.Juna. yang dipublikasikan di atas internet. Semoga dengan membaca blog ini dapat memberikan manfaat tersendiri bagi yang membacanya.

Kamis, 03 November 2011

Ilusi dalam Persepsi

Setelah sekian lama berkubang dalam konsep, akhirnya kesampaian juga entri ini dipublikasikan.
Sebelum masuk ke topik yang ingin dibahas pada entri kali ini, mari coba kita lihat gambar di bawah ini.




Manakah garis yang lebih panjang?



Apakah garis horizontal yang lebih panjang atau garis vertikal?


Kebanyakan orang biasanya akan melihat bahwa garis vertikal lebih panjang daripada garis horizontal.
Sekarang coba ukur dengan penggaris, apakah benar garis vertikal lebih panjang daripada garis horizontal.
Panjang kedua garis tersebut, vertikal dan horizontal, sebenarnya adalah sama. Namun mengapa kita melihat garis vertikal lebih panjang daripada garis horizontal?

Kemudian, bagaimana dengan gambar di bawah ini?


klik di sini apabila pada peramban (browser) anda tidak terpasang flash player atau apabila gambarnya tidak muncul.


Manakah bidang yang lebih panjang?

Bidang yang berwarna merah (bawah) atau berwarna hitam (atas)?

Kebanyakan orang akan menjawab bahwa bidang berwarna merah (bawah) terlihat lebih panjang daripada yang berwarna hitam (atas). Namun sebenarnya keduanya merupakan bidang yang identik sama panjangnya. Anda bisa membuktikannya dengan mencoba menggeser bidang hitam atau bidang merah di atas (klik & drag) dan taruh menimpa bidang yang satunya, atau apabila pada peramban anda tidak terpasang flash player bisa dengan mengunduh berkas .psd dari sini dan coba buka dengan photoshop atau peranti lunak sejenis dan gerakan salah satu bidang sehingga menimpa bidang yang satunya lagi.



Jadi, apa yang ingin disampaikan dalam entri blog kali ini?


Ketika kita mengamati, kita menggunakan indera penglihatan, pendengaran, pengecap, dan seterusnya.
Namun kita tidak dapat mempercayai semua hal yang kita lihat, dengar, atau rasakan. Sebenarnya sangat umum terjadi bagi kita sebagai manusia untuk salah persepsi atau salah dalam menginterpretasikan dunia di sekitar kita. Seperti dua gambar di atas yang telah menjelaskan bahwa indera perasa langsung kita dapat menipu diri kita sendiri.

Sangat mungkin juga bagi kita sebagai manusia untuk mengamati secara tepat namun kemudian salah menginterpretasikan atau memahami apa yang telah kita amati. Misalnya selama ini, manusia melihat siklus harian Matahari terbit di Timur dan tenggelam di Barat. Pengamatan ini mengarahkan kita menuju kesimpulan bahwa Matahari berjalan mengelilingi Bumi, bukan Bumi yang berputar pada sumbunya dan mengelilingi Matahari. Buktinya adalah bahwa bahkan sampai hari ini pun, orang-orang masih mengatakan "Matahari terbit" daripada mengatakan "Bumi berotasi."

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu membuka pikiran bahwa apa yang kita rasa sebagai benar mungkin sebenarnya tidak benar atau kurang tepat. Banyak pengetahuan-pengetahuan yang kita dapat dari rasa dan pengalaman, namun kita seharusnya dapat membandingkannya dengan hal lain sehingga dapat dinilai apakah pengetahuan kita tersebut sudah tepat dan objektif atau belum. Misalnya dengan bereksperimen membandingkan satu hal pada kondisi tertentu dan kondisi lainnya (eksperimen adalah salah satu metode ilmiah), dan lain sebagainya.



Daftar Referensi:
Gravetter, J. F., & Forzano, B. L.-A. (2009). Research Methods for the Behavioral Sciences (3rd ed.). Wadsworth Cengage Learning.
Introduction to psychology/Psy102/Tutorials/Sensation and perception. (2011). Retrieved November 1, 2011, from Wikiversity: http://en.wikiversity.org/wiki/Psychology_102/Tutorials/Sensation_and_perception